2012/04/18

MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA SD



Partisipasi merupakan unsur yang sangat penting sekali bagi keberhasilan belajar siswa. Unsur yang sangat penting ini seringkali diabaikan oleh sebagian besar guru yang mengajar di sekolah dasar. Selama ini yang menjadi perhatian terbesar para guru sekolah dasar adalah bagaimana siswa memperoleh hasil baik dalam tes, padahal selain hal tersebut, partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan setiap hari bersama guru mereka adalah hal terpenting yang seharusnya dipikirkan oleh guru. Seringkali lebih banyak siswa yang jarang bicara atau mengemukakan pendapatnya daripada siswa yang bicara ketika guru bertanya kepada siswa di dalam kelas. Guru sebagai pengajar harus mampu membimbing kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Menurut Corey (Sagala, 2008: 61) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus. Keturutsertaan itulah yang seharusnya dilakukan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian partisipasi siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh terhadap partisipasi yang nantinya juga akan dilakukan siswa pada kondisi sosial di sekitar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Darsono dalam Hamdani (2011:22) bahwa salah satu ciri belajar adalah belajar merupakan proses antara individu dengan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif berpartisipasi apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu. Maka dari itu sedari dini mungkin partisipasi siswa dalam hal yang bermanfaat untuk kehidupannya termasuk belajar perlu mendapat perhatian khusus dari guru sebagai pendidik di kelas.
 Menurut Keit Davis dalam Firmansyah (2008) partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Menurut Firmansyah (2008) dalam artikelnya menyebutkan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar, siswa dituntut secara aktif untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Partisipasi siswa ini tak terlepas dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Jadi partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh guru untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang diwujudkan dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru sebagai perancang pembelajaran di dalam kelas. Aktivitas yang dilakukan siswa dikelas dapat dilakukan siswa baik secara individu maupun kelompok. Dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa ini penulis mencoba menggunakan inovasi pembelajaran atas dasar dua konsep strategi yaitu; strategi berkelompok atau lebih dikenal dengan metode pembelajaran kooperatif dan strategi belajar sambil bermain, yang keduanya dapat dilakukan oleh guru dalam satu proses pembelajaran.
Karli dan Yuliaritaningsih dalam Hamdani (2011:165) menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap bersama dalam bekerja dan saling membantu dalam sruktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Dalam metode kooperatif ini partisipasi siswa menjadi syarat utama untuk mencapai keberhasilan metode ini. Sehingga ketika menerapkan metode kooperatif ini dalam pembelajaran guru akan sepenuhnya memusatkan perhatiannya pada aktivitas siswa dalam kelompoknya.
Menurut Hamdani (2011:165) ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif yaitu;
a.       Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim, dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
b.      Para siswa tergabung dalam suatu kelompok dan harus merasa bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasi tidaknya kelompok menjadi tanggung jawab semua anggota kelompok.
c.       Untuk mencapai hal yang maksimum , para siswa yang tergabung dalam kelompok harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapi.
Tugas guru pada tahap permulaan ini adalah meyakinkan siswa akan kedudukannya dalam kelompok, bahwa semua yang ada dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru dalam kelas. Karena pada usia siswa sekolah dasar anak masih berada pada dunia bermain merekan. Maka untuk tahap selanjuntnya guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sambil bermain. Menurut Hamdani (2011:165) melalui bermain, anak memiliki kesempatan untuk membangun dunianya berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial, mengekspresikan dan mengontrol emosinya, serta mengembangkan kecakapan simboliknya.

Seperti yang dikutip dari Hamdani (2011:127) dalam menggunakan strategi kooperatif permainan ini guru perlu memilih instrument permainan sesuai kriteria-kriteria di bawah ini;
1.      Menarik bagi anak
2.      Sesuai dengan perkembangan mental dan sosial anak
3.      Sesuai untuk kelompok anak-anak
Dalam pemberian tugas atau permasalahan tersebut guru dapat  menyajikannya dengan cara yang menarik, artinya guru tidak secara terus-menerus memberikan permasalahan dalam bentuk soal tertulis atau soal cerita. Pada strategi ini guru dapat langsung menyajikan permasalahan dengan gambar berwarna atau sesuatu yang menarik perhatian siswa. Sehingga secara partisipasif dalam kelompok akan aktif mencari permasalahan yang menarik tersebut. Kemudian permasalahan yang harus diselesaikan dalam permainan juga harus sesuai dengan perkembangan mental dan sosial anak serta sesuai untuk permainan kelompok anak, apabila permasalahan yang diberikan tidak sesuai dengan perkembangan anak, anak akan merasa kesulitan dalam penyelesaian masalah tersebut, hal yang seharusnya menjadi hal yang disukai siswa untuk diselesaikan malah menjadi hal yang dihindari oleh siswa.
Jadi dengan strategi kooperatif permainan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa SD dalam pembelajaran dikelas. Sehingga untuk tahapan selanjutnya ketika siswa naik ke jenjang SMP, SMA, Perguruan Tinggi, sampai pada masyarakat langsung, anak mempunyai bekal kebiasaan untuk selalu berpartisipasi di lingkungan sekitar, dalam hal untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka atau hal-hal yang memberi manfaat untuk kepentingan bersama.

Sumber:
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Firmansyah, Saca. 2008. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran. http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/. Diakses pada 15 April 2012. 11:49.