Partisipasi
merupakan unsur yang sangat penting sekali bagi keberhasilan belajar siswa.
Unsur yang sangat penting ini seringkali diabaikan oleh sebagian besar guru
yang mengajar di sekolah dasar. Selama ini yang menjadi perhatian terbesar para
guru sekolah dasar adalah bagaimana siswa memperoleh hasil baik dalam tes,
padahal selain hal tersebut, partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan setiap hari bersama guru mereka adalah hal terpenting yang
seharusnya dipikirkan oleh guru. Seringkali lebih banyak siswa yang jarang
bicara atau mengemukakan pendapatnya daripada siswa yang bicara ketika guru
bertanya kepada siswa di dalam kelas. Guru sebagai pengajar harus mampu membimbing kegiatan belajar dalam
proses pembelajaran. Menurut Corey (Sagala, 2008: 61) pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan
ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus.
Keturutsertaan itulah yang seharusnya dilakukan siswa dalam proses pembelajaran
di kelas. Dengan demikian partisipasi siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat
berpengaruh terhadap partisipasi yang nantinya juga akan dilakukan siswa pada
kondisi sosial di sekitar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Darsono dalam
Hamdani (2011:22) bahwa salah satu ciri belajar adalah belajar merupakan proses
antara individu dengan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif
berpartisipasi apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu. Maka dari itu
sedari dini mungkin partisipasi siswa dalam hal yang bermanfaat untuk
kehidupannya termasuk belajar perlu mendapat perhatian khusus dari guru sebagai
pendidik di kelas.
Menurut Keit Davis dalam Firmansyah (2008)
partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam
usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Menurut
Firmansyah (2008) dalam artikelnya menyebutkan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan
atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa
merupakan hal yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar, siswa dituntut secara aktif untuk ikut berpartisipasi
dalam pembelajaran. Partisipasi siswa ini tak terlepas dari aktivitas-aktivitas
yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Jadi partisipasi siswa dalam
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh
guru untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang diwujudkan dalam
aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang diharapkan oleh guru sebagai perancang pembelajaran di dalam kelas.
Aktivitas yang dilakukan siswa dikelas dapat dilakukan siswa baik secara
individu maupun kelompok. Dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa ini
penulis mencoba menggunakan inovasi pembelajaran atas dasar dua konsep strategi
yaitu; strategi berkelompok atau lebih dikenal dengan metode pembelajaran
kooperatif dan strategi belajar sambil bermain, yang keduanya dapat dilakukan
oleh guru dalam satu proses pembelajaran.
Karli dan Yuliaritaningsih dalam
Hamdani (2011:165) menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif merupakan
suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap bersama dalam
bekerja dan saling membantu dalam sruktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Dalam metode kooperatif ini
partisipasi siswa menjadi syarat utama untuk mencapai keberhasilan metode ini. Sehingga
ketika menerapkan metode kooperatif ini dalam pembelajaran guru akan sepenuhnya
memusatkan perhatiannya pada aktivitas siswa dalam kelompoknya.
Menurut Hamdani (2011:165) ada
beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif yaitu;
a.
Para
siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah
bagian dari sebuah tim, dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
b.
Para
siswa tergabung dalam suatu kelompok dan harus merasa bahwa masalah yang mereka
hadapi adalah masalah kelompok dan berhasi tidaknya kelompok menjadi tanggung
jawab semua anggota kelompok.
c. Untuk mencapai hal yang maksimum ,
para siswa yang tergabung dalam kelompok harus berbicara satu sama lain dalam
mendiskusikan masalah yang dihadapi.
Tugas guru pada tahap permulaan ini
adalah meyakinkan siswa akan kedudukannya dalam kelompok, bahwa semua yang ada
dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan guru dalam kelas. Karena pada usia siswa sekolah dasar anak
masih berada pada dunia bermain merekan. Maka untuk tahap selanjuntnya guru
juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sambil bermain.
Menurut Hamdani (2011:165) melalui bermain, anak memiliki kesempatan untuk
membangun dunianya berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial,
mengekspresikan dan mengontrol emosinya, serta mengembangkan kecakapan
simboliknya.
Seperti yang dikutip dari Hamdani
(2011:127) dalam menggunakan strategi kooperatif permainan ini guru perlu
memilih instrument permainan sesuai kriteria-kriteria di bawah ini;
1. Menarik bagi anak
2. Sesuai dengan perkembangan mental
dan sosial anak
3. Sesuai untuk kelompok anak-anak
Dalam pemberian tugas atau
permasalahan tersebut guru dapat
menyajikannya dengan cara yang menarik, artinya guru tidak secara
terus-menerus memberikan permasalahan dalam bentuk soal tertulis atau soal
cerita. Pada strategi ini guru dapat langsung menyajikan permasalahan dengan
gambar berwarna atau sesuatu yang menarik perhatian siswa. Sehingga secara
partisipasif dalam kelompok akan aktif mencari permasalahan yang menarik
tersebut. Kemudian permasalahan yang harus diselesaikan dalam permainan juga
harus sesuai dengan perkembangan mental dan sosial anak serta sesuai untuk
permainan kelompok anak, apabila permasalahan yang diberikan tidak sesuai
dengan perkembangan anak, anak akan merasa kesulitan dalam penyelesaian masalah
tersebut, hal yang seharusnya menjadi hal yang disukai siswa untuk diselesaikan
malah menjadi hal yang dihindari oleh siswa.
Jadi dengan strategi kooperatif
permainan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa SD dalam
pembelajaran dikelas. Sehingga untuk tahapan selanjutnya ketika siswa naik ke
jenjang SMP, SMA, Perguruan Tinggi, sampai pada masyarakat langsung, anak
mempunyai bekal kebiasaan untuk selalu berpartisipasi di lingkungan sekitar, dalam
hal untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka
atau hal-hal yang memberi manfaat untuk kepentingan bersama.
Sumber:
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Firmansyah, Saca. 2008. Partisipasi Siswa dalam
Pembelajaran. http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/.
Diakses pada 15 April 2012. 11:49.