Menanamkan Nilai Karakter pada Peserta Didik melalui Media Poster dan Slogan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh: Indah Afriyanti, Eka Dhinar Adiogo Putra, Atik Athifah,
Mazida Chilya Chumairoh, Zulfaturrohmah
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
IKIP PGRI Semarang
Abstract
Character
education is an investment system of the
character values
to students. Character
education can be integrated in
the learning process in
every subject because many
of the characters contained in
the subject of civic education in
particular subjects.
But the
problem is the low
interest of students towards, they feel that civic
education as a
boring lesson. Related
to the problems, this
article describes
the use
of posters and slogans media in civic
education learning
can help
teachers attract students to subjects and
also instill character values to
the student.
Keywords: character education, media, posters and slogans, civic education
Bangsa Indonesia
saat ini tengah menghadapi masalah degradasi moral, tidak terkecuali dalam
dunia pendidikan, khususnya pada dunia pendidikan dasar atau sekolah dasar.
Contohnya saja dengan peserta didik yang sudah tidak mau menghargai teman yang
lain, saling bertengkar sesama peserta didik,
dan kurang menghormati guru sdan orang tua. Hal ini menjadi permasalahan yang
harus diatasi secepat mungkin, dan salah satu solusinya adalah dengan
menanamkamkan nilai karakter pada disi peserta didik melalui pendidikan
karakter.
Pendidikan karakter merupakan
upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu
peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat
(Kemendiknas, 2010 : 116). Pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran setiap mata pelajaran. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata
pelajarn perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan
sehari-hari (Muslich, 2011: 86).
Nilai-nilai
karakter yang ditanamkan dalam diri peserta didik banyak berkaitan dengan nilai
moral yang ada dalam kehidupan peserta didik. Nilai nilai moral tersebut dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah berkaitan dengan mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Sehingga ketika sedang dilaksanakan kegiatan pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan maka secara tidak langsung guru juga sedang
menanamkan nilai moral atau nilai karakter kepada peserta didik.
Namun
permasalahannya saat ini minat peserta didik terhadap mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan sangat rendah. Para peserta diidk menganggap mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan adalah pelajaran yang membosankan. Jika peserta
diidk sudah tidak berminat pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, maka
secara otomatis nilai moral yang tertanam dalam diri mereka sangat minim.
Padahal jika nilai moral bisa tertanamkan secara tidak langsung dalam kegiatan
pebelajaran hasilnya bisa sangat efektif.
Untuk mengatasi
permasalahan yang saling terkait tersebut perlu dicari sebuah solusi yang bisa
mengatasi masalah secara keseluruhan, baik mengatasi masalah minat peserta didik
terhadap pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dan masalah penanaman nilai
karakter pada diri peserta didik. Salah satu solusi adalah dengan menggunakan
media pembelajaran yang multi fungsi. Media yang bisa digunakan untuk mendukung
pembelajaran pendidikan kewarganegaran dan menanamkan nilai karakter pada peserta
didik. Media poster dan
slogan ini sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
membutuhkan media untuk menarik minat peserta diidk pada mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan sekaligus bisa digunakan sebagai media yang
digunakan untuk menanamkan nilai moral dan nilai karakter pada diri peserta
didik.
Kajian
Literatur dan Bahasan
Nilai
Karakter
Secara bahasa karakter berasal dari bahasa Yunani,
charassein yang artinya “mengukir”. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di
atas benda yang diukir. Tidak mudah usang tertelan waktu atau aus terkena
gesekan. Seseorang yang berkarakter kuat akan mudah mewarnai dunia. (Munir,
2010: 1-3). Pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai –nilai tersebut, baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan (Muslich, 2011: 84). Menurut Abu Su’ud dkk (2011:53-55) dalam pendidikan karakter terdapat beberapa nilai-nilai
karakter,antara lain: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kawajiban untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil,
berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2008: 97). Salah satu tujuan
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah berkembang secara positif dan
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
indonesia agar dapat hidup besama bangsa lainya (Depdiknas, 2008: 97). Dilihat
dari aspek tujuan, tujuan pendidikan kewarganegaraan sinergis dengan tujuan
pendidikan karakter yakni sama dengan pendidikan moral untuk membentuk pribadi
anak menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik,
Ramli dalam (Su’ud, 2011: 47).
Dalam
ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan juga terdapat beberapa aspek yang
berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu: (a) Persatuan dan kesatuan bangsa meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, dan keutuhan negara kesatuan
Republik Indonesia, (b) Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong, kebangsaan
berorganisasi dan persamaan kedudukan warga negara, (c) Norma, hukum, dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib sekolah (Depdiknas, 2008: 97).
Nilai-nilai karakter
yang berhubungan dengan ruang lingkup materi pendidikan berkewarganegaraan
tersebut
antara lain semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial, cinta damai,
disiplin, demokratis, dan toleransi. Jadi sebenaranya pendidikan kewarganeganegaraan juga
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter melalui materi pelajaran. Namun
permasalahannya pembelajaran kewarganegaraan hanya menekankan pada kemampuan
ingatan atau menghafal materi sehingga peserta diidk cenderung merasa bosan dan
terbebani. Maka dalam pembelajaran guru dituntut untuk kreatif mampu menarik
minat peserta didik, agar mampu membantu peserta diidk mengikuti pembelajaran
kewarganegaraan dengan mudah dan memahami materi tanpa harus menghafal seluruh
materi.
Media
Poster dan Slogan
Media adalah
alat bantu apa saja yang dapat disajikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pengajaran (Djamarah, 2010: 121). Dalam proses belajar mengajar
kehadiran media mempunyai mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam
kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Menurut Djamarah (2010: 124) dilihat dari
jenisnya media dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu, media auditif, media
visual, dan media audiovisual. Berdasarkan
jenis media tersebut poster merupakan jenis media visual karena dalam media
poster menampilkan gambar yang mengandalkan indra penglihatan dalam
penggunaannya.
Pada prinsipnya
poster itu merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar yang
disederhanakan yang dibuat dalam ukuran besar, bertujuan untuk menarik
perhatian, membujuk, memotivasi, atau memeperingatkan pada gagasan pokok,
fakta, atau peristiwa tertentu (Nana Sudjana, 2007: 54). Poster yang
digunakan sebagai media pembelajaran harus bisa menarik dan memikat peserta
diidk sebagai subjek dan objek pembelajaran dalam kegiatan partisipasif
penggunaan media. Poster yang efektif dan memikat adalah poster yang enak dipandang walaupun
tidak perlu nyata dalam kejadian yang sangat dramatik serta poster yang
memadukan unsur menyenangkan dan menarik hati (Nana Sudjana, 2007: 54).
Poster sebagai
media pembelajaran mempunyai kegunaan untuk menarik perhatian karena adanya
uraian yang memadai secara kejiwaan dan merangsang untuk dihayati (Nana
Sudjana, 2007: 56), dalam hal ini adalah menarik terhadap pesan yang
disampaikan dalam poster sehingga menjadi terklesan terhadap media poster
tersebut.. Selain itu menurut Arif S. Sadiman (2011:46) poster selain penting
untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu, poster juga mampu untuk mempengaruhi
dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Sehingga kaitannya dengan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan poster diharapkan mampu untuk menarik peserta
diidk terhadap mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan juga dapat
mempengaruhi peserta diidk dan memotivasi peserta diidk untuk dapat menunjukkan
perilaku berkarakter sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(2008: 97) yaitu agar peserta diidk dapat berkembang secara postif dan
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengna bangsa-bangsa lainnya.
Berdasarkan
tujuan tersebut, media poster yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan kewaganegaraan.adalah
poster yang berisi pesan tentang karakter-karakter masyarakat Indonesia menurut
Depdiknas antara lain; Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dalam
menggunakan media poster dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaaraan guru
juga perlu memerhatikan dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut: (a) untuk
motivasi, penggunaan poster dalam
pengajaran sebagai pendorong atau motivasi kegiatan belajar peserta diidk.
Diskusi dapat dilakukan setelah diperlihatkan sebuah poster berkenaan dengan
bahan pengajaran; (b) sebagai
peringatan, pesan melalui poster yang tepat akan mampu menyadarkan peserta
diidk, sehingga diharapkan bisa berubah perilakunya dalam praktik kehidupannya
sehari-hari. (c) pengalaman
yang kreatif, sebagai alat bantu
mengajar poster memberi kemungkinan belajar kreatif dan partisipasi.
Simpulan
dan Saran
Penggunaan media
poster dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu
mempengaruhi dan memotivasi peserta diidk sekolah dasar untuk dapat mempunyai
karakter dan berperilaku sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Penggunaan
media poster tersebut selain mampu memotivasi peserta didik juga dapat membantu
mempermudah dalam pemahaman materi kewarganegaraan tanpa menghafal materi
terlalu banyak. Media poster membantu guru dalam proses belajar mengajar dan
megasah kekreatifan guru dalam inovasi pembelajaran. Pembelajaran
penggunaan media poster dalam pembelajaran kewarganegaraan diharapkan mampu
menarik minat peserta didik terhadap mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik.
Daftar
Pustaka
Kemendiknas.
2010. Pengembangan Pendidikan Karakter
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum Perbukuan
Munir, Abdullah.
2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah.
Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan
Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22, 23 dan 24
TAHUN 2006 Departemen Pendidikan Nasional.
Sadiman, Arief,
dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Su’ud, Abu, dkk. 2011.
Pendidikan Karakter di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Semarang: IKIP PGRI
Semarang Press.
Sudjana, Nana
dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
waah ada namaku
BalasHapushehehe...
BalasHapus